Friday, November 27, 2015

Dilema Dua Diana


(Yak judul yang absurd untuk post yang lumayan random.)

Intinya gue ditengah lelah-kepengenboboaja-tapibesokminikuis-mama.
Dan lagi-lagi-lagi (gema-gaung), gue minum kopi kemasan, kopiko 78 yang super enak dan paling jago bikin gue melek sejak semester 4 kemarin (selama ini minum nescafe black, kalo lagi kaya beli smoovlatte). Gue iseng beli dia gara-gara keliatan kayak kopi receh (kandungan kopi dikit, tapi mungkin bisa bikin melek), karena waktu itu gue mau ngindarin nescafe black yang kayaknya lebay banget efeknya, takut lambung gue bisa ngamuk. Dan buat gue yang udah resisten kopi (dan mencoba menghindari kopi2 kuli), ternyata si kopiko bikin gue melek! Waw. Dan poin plusnya, rasanya mirip sama nescafe smoovlatte yang super mahal (tapi rasa surga). Entah apa karena dia emang sebegini bikin gangantuknya apa guenya yang tersugesti. Meskipun sama aja doi sama-sama ngasih efek kopi-kopi lainnya ke badan gue, sakit perut, ke wc jadi lebih sering, dan pagi-pagi kayak belom makan 500 tahun. Tapi takapa, aku bahagia dia lebih “nikmad” dibanding black coffee yang cenderung pait-manis-aja. Dan kalo ga ngopi, gue bisa bablas sebablas-babalasnya (bunda mengapa aku begitu kebo?). Ada yang senasib? (ngomong ama botol aqua)

Selamat begadang, doain gue bier ga ngopi2 kemasan lagi dan minikuisnya dapet cepe, lagi blok anak dan dari kemaren minikuis kayak cingcaripit. Huhu curcol (dari awal gek curcol)

tambahan:
Jangan ditiru ya, kesian lambungnya (kecuali kepepet)






Bye
*ini post kayak iklan btw, bodo. paling ntar gue delete (((paling)))


Thursday, June 25, 2015

Review: Jangan Cintai Aku Apa Adanya – Tulus


Kayaknya ini review pertama gue soal video klip atau lagu-laguan deh, atau mungkin pernah sekedar komentar aja di blog. Dan kenapa gue tiba-tiba bikin post kayak gini adalah karena gue suka banget sama lagu ini dan menjadi semakin cinta dengan video nya ditambah gue kebetulan abis nonton lagi dan pengen menggembar-gemborkan ke semua orang tapi ntar malah spamming hft jadi cukup komentar panjang aja di blog hehe *excited lv 999.

Hm, sebenernya semua lagu tulus gue suka semua, tapi khusus album Gajah, gue paling suka sama Jangan cintai aku apa adanya (jcaaa) dan bunga tidur. Dimulai dari nada-nada lagunya entah kenapa seolah menatih gue, ke suatu tempat, suatu suasana yang rasanya nggak asing dan nyaman. Berhubung gue orangnya ngayalan banget, pas denger ini, kepala gue kayak langsung berimajinasi dengan lihai. Dan liriknya, hem, sebenernya gue nggak begitu ngerti, tapi justru bikin gue menerka-nerka maknanya lebih liar (nakal, brutal, membuat semua orang menjadi gempar, kerasakti~), dan membayangkan berbagai cerita yang mungkin dari segala lirik yang ada. Semua video klip album Gajah yang udah rilis menurut gue bagus-bagus, sayang, video klip Gajah agak diluar ekspektasi dan menurut gue kurang “greget”. (sembari sedikit ngomentarin yang lain hehe). Sampai akhirnya video klip jcaaa rilis, dan sejak gue pencet tombol play di youtube, gue masih belum bosan mengulang-ulang videonya. (reviewnya telat gapapa plz yha).

Menurut gue videonya sangat-sangat melengkapi komposisi lagu dan lirik jangan cintai aku apa adanya. Kualitas video, pengambilan gambar, suasana yang disuguhkan, adegan yang natural, yaampun, gue yakin ini video klip musisi Indonesia yang paling bagus yang pernah gue liat! (lebay tapi ciyus). Gue nggak bosen nontonnya dari awal. Gue kagum banget dengan konsep video ini, dengan segala detail yang ada, uwa. Tulus dan kru dibalik video ini dengan indahnya bisa menggambarkan cinta yang dalam dengan kesederhanaan. (argh). Dan yang bikin gue suka lagi, mungkin karena konsep cerita yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti, kisah pasangan suami istri yang tinggal disuatu rusun,  ia bekerja sebagai badut dan istrinya yang mengajar tari disuatu sanggar (mengingatkan gue sama guru sanggar gue pas kecil btw :’)), potongan cerita dimana sang badut beli semangka buat istrinya yang tengah hamil dan membangunkan istrinya dimalam hari untuk disantap bersama, tatapan sayang suami dan ekspresi bahagia sang istri ketika istri merapihkan kostum badut sang suami, atau saat suami memeluk sambil mengelus perut sang istri dari belakang, atau ketika sang istri membersihkan make up badut pada wajah suaminya, atau atau atau..semua :’) semuanya sangat menyentuh dan terlalu romantis, tolong. Semua suasana dan perasaan bisa tergambarkan dengan sederhana dan “ngena”. Meskipun ending ceritanya ternyata diluar ekspektasi, tapi tidak mengurangi kekaguman gue sama video ini. MANTAPGAN! *sok kaskuser dhe. Dan gue percaya ada banyak pasangan suami istri kayak gitu diluar sana :’)

Sebelum gue nonton video ini, gue membayangkan ada dua pasangan, salah satu pasangan merasa hubungan mereka terlalu mulus, sampai ia merasa khawatir dan semacam bosan. Jadi, ia ingin diminta, diatur, karena ia merasa itu bisa jadi motivasi dia untuk menjadi “lebih” dan supaya ada “rintangan” dalam hubungan mereka.

Tapi, setelah gue liat videonya, liriknya jadi agak berubah maknanya. Dengan kondisi yang sama, hubungan antara dua pasangan yang mulus, berjalan dengan harmonis. Seorang istri begitu setia dan menerima suaminya apa adanya. Namun, sebagaimana semua pasangan (terutama kepala keluarga), sang suami ingin menjadi pelindung bagi istrinya, menjadi nomer satu. Tapi istrinya tidak pernah mengeluh atau berkomentar bahkan pada kekurangannya. Hal ini justru membuat sang suami khawatir, ia khawatir dengan dirinya, ia tidak tahu, sudah pantaskah ia menjadi pelindung bagi istrinya, apakah yang ia lakukan sudah cukup? Ia ingin diminta, ingin dikritik sesekali, karena ia merasa masih belum cukup sementara istrinya dapat menerimanya dengan baik.

Padahal, kebanyakan orang ingin dicintai apa adanya dengan pasangannya, tapi didalem video itu, karena pasangannya terlalu menerima dia dengan apa adanya, gue ngeliatnya malah si suami kayak nggak enak gitu sama istrinya, sehingga ia ingin diminta, so sweet L. Seakan dia bilang “tak apa, aku akan mendengarkanmu, kamu boleh memintaku, aku tidak ingin dimaklumi terus begini, aku ingin jadi jagoanmu”. Tapi kalo dari sisi lain, mungkin lirik lagunya kayak yang gue bilang awal, kayak ngasih beberapa pesan kalo dalam hubungan, kritik atau saran (kayak iklan layanan aja) itu perlu juga, dan nggak sedikit hubungan yang terlalu mulus malah bikin “stuck” (ini konten pacaran, kalo nikah beda yha).

Yha sotoy ajha siy, maapyak, itu cuma menurut gue yang cuma anak upilan dan suka ndengerin lelaguan dan tidak tahu menahu soal kehidupan berpacaran. hft andai aku letto wes pasti aku wong jowo~ pujangga yang bisa menafsirkan makna-makna tersirat. Hem, tapi bagaimanapun juga, menurut gue sebuah lirik bisa punya berbagai makna tergantung dari sisi mana kita melihat (tanpa tahu makna lagu dari Tulus sendiri), dan pesan dalam lirik itu juga bisa ditujukan buat dua gender. Dan karena ketidakterbatasan sudut pandang itulah, gue seneng banget mengimajinasikan lagu dan liriknya, dan kadang satu lagu bisa membuat dua (atau lebih?) cerita berbeza (sok Malaysia).

Yang belum nonton coba nonton dehh, gue pas pertama nonton sampe menitikkan air mata gitu (maafkan kelebayan siti nurhaliza), soalnya sangat romanti(Z) dan menyentuh, gue jadi membayangkan betapa bahagianya nyokap bokap gue pas lahiran si sun go kong (aka kakak pertama aka masuat). Entahlah jadi teringat duo berkebunku tersayang (nyokap bokap hobi berkebun). Gue jadi inget nyokap pernah cerita kalo pas nyokap hamil gue, kita segera pindah ke Bekasi, supaya gue dan masuat bisa punya ruang yang lebih luas buat lari-larian (mama :’)), terus nyokap bilang kalo mereka seneng banget pas papa mulai masang alas diruang ruang tamu, soalnya gue, yang waktu itu umur 1 tahunan, langsung semangat jalan entah kenapa. Gara-gara itu, mereka langsung berusaha buat cepet-cepet ngalasin semua ruangan di rumah. Huhu, dan semakin banyak kenangan + cerita-cerita ngangenin yang sering mama ceritain sebelum gue tidur sambil ngusel-ngusel punggung gue, bahkan soal kisah cinta perkuliahan nyokap dan bokap wkwk.

Yah intinya video itu bisa menggambarkan bagaimana indahnya mencintai seseorang dengan sederhana dan dalam kesederhanaan itu sendiri. 5 menit yang nano-nano, campur aduk tapi berkesan. Semoga gue bisa mencintai seseorang dengan sederhana, nggak banyak syarat, dan ikhlas, dan begitupula sebaliknya, Aamiin, yang paling penting semoga gue secepatnya dipertemukan dengan jodoh gue wkwk (gema aamiin istiqlal).

CEKIDOT ALEJANDRO~




Wasalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh!
(terlalu excited sampe ganyadar ada bertubi2 paragraf)




BYE!

Tuesday, March 31, 2015

(Memang) Buatmu kok.


Malam,

Diantara tugas-tugas dengan deadline yang nggak bisa ditawar (ditambah materi tutorial yang masih mengawang-awang), selalu ada satu buah pikiran yang terselip. Seolah sengaja hadir sebagai jeda untuk mengistirahatkan mata dan otak, meskipun entah bagaimana caranya justru menimbulkan manifestasi lain, angina.

Sebenarnya hal seperti ini bisa diatasi dengan satu pelarian paling mujarab, keyboard. Tapi karena si benda sakral tadi rusak dan dengan mudahnya si tukang servis menyarankan aku untuk membeli yang baru, akhirnya jadilah aning dengan kerapuhan level 99. Apadaya, playlist instrumen klasik supaya konsen belajar dengan mudah berubah menjadi lagu menye-menye yang mendukung suasana. Lebih lama lagi, organ vitalku ini dipastikan nekrosis.

(...) well, semangat mengejar mimpi-mimpimu, jangan khawatir karena aku ikut mengamini semua doa yang kamu rapalkan dalam sujudmu, jangan lupa makan, dan jaga kesehatan. Sebenarnya ada banyak cerita yang selalu ingin aku ceritakan didepanmu, apapun itu, tapi bahkan, begitu sulit membayangkan kita berbincang, meski untuk waktu yang sebentar. Tapi jika ada kesempatan dan kemampuan untuk mengatakan sesuatu didepanmu, hanya maaf dan terimakasih yang (benar-benar) ingin aku sampaikan kemudian menyimpan memori tentang bagaimana reaksimu jika aku mengatakannya, sekalipun yang bisa kubayangkan hanya tatapan tidak peduli darimu.

Tulisan sederhana ini (memang) untukmu, telanlah, mungkin hanya hambar yang terasa. Tanpa peduli apakah kamu akan membaca atau tidak tulisan ini, seperti mempercayai kekuatan doa, aku yakin semesta memiliki caranya sendiri untuk menyampaikan apa yang (mungkin) nggak akan bisa aku katakan didepanmu, aku rindu.

Bahkan akhirnya tulisan ini membuat mata yang tadinya lelah membaca jurnal kembali melek dan bisa kembali melanjutkan tugas. Sering aku merasa hal seperti ini harus dikesampingkan, tapi setelah menuliskannya, ternyata rasanya (cukup) melegakan dan nggak buruk-buruk amat.

Terakhir, aku memainkan ini untukmu libur semester kemarin. Selamat malam dan selamat mendengarkan :)








BYE