Dan lagi-lagi-lagi (gema-gaung),
gue minum kopi kemasan, kopiko 78 yang super enak dan paling jago bikin gue melek
sejak semester 4 kemarin (selama ini minum nescafe black, kalo lagi kaya
beli smoovlatte). Gue iseng beli dia gara-gara keliatan kayak kopi receh (kandungan
kopi dikit, tapi mungkin bisa bikin melek), karena waktu itu gue mau ngindarin nescafe
black yang kayaknya lebay banget efeknya, takut lambung gue bisa ngamuk. Dan buat
gue yang udah resisten kopi (dan mencoba menghindari kopi2 kuli), ternyata si
kopiko bikin gue melek! Waw. Dan poin plusnya, rasanya mirip sama nescafe
smoovlatte yang super mahal (tapi rasa surga). Entah apa karena dia emang
sebegini bikin gangantuknya apa guenya yang tersugesti. Meskipun sama aja doi
sama-sama ngasih efek kopi-kopi lainnya ke badan gue, sakit perut, ke wc jadi
lebih sering, dan pagi-pagi kayak belom makan 500 tahun. Tapi takapa, aku
bahagia dia lebih “nikmad” dibanding black coffee yang cenderung
pait-manis-aja. Dan kalo ga ngopi, gue bisa bablas sebablas-babalasnya (bunda mengapa aku begitu kebo?). Ada yang senasib? (ngomong ama botol aqua)
Selamat begadang, doain gue bier
ga ngopi2 kemasan lagi dan minikuisnya dapet cepe, lagi blok anak dan dari
kemaren minikuis kayak cingcaripit. Huhu curcol (dari awal gek curcol)
tambahan:
Jangan ditiru ya, kesian lambungnya (kecuali kepepet)
Bye *ini post kayak iklan btw, bodo. paling ntar gue delete (((paling)))
Kayaknya ini review pertama gue
soal video klip atau lagu-laguan deh, atau mungkin pernah sekedar komentar aja
di blog. Dan kenapa gue tiba-tiba bikin post kayak gini adalah karena gue suka
banget sama lagu ini dan menjadi semakin cinta dengan video nya ditambah gue
kebetulan abis nonton lagi dan pengen menggembar-gemborkan ke semua orang tapi
ntar malah spamming hft jadi cukup komentar panjang aja di blog hehe *excited
lv 999.
Hm, sebenernya semua lagu tulus
gue suka semua, tapi khusus album Gajah, gue paling suka sama Jangan cintai aku
apa adanya (jcaaa) dan bunga tidur. Dimulai dari nada-nada lagunya entah kenapa
seolah menatih gue, ke suatu tempat, suatu suasana yang rasanya nggak asing dan
nyaman. Berhubung gue orangnya ngayalan banget, pas denger ini, kepala gue
kayak langsung berimajinasi dengan lihai. Dan liriknya, hem, sebenernya gue
nggak begitu ngerti, tapi justru bikin gue menerka-nerka maknanya lebih liar
(nakal, brutal, membuat semua orang menjadi gempar, kerasakti~), dan
membayangkan berbagai cerita yang mungkin dari segala lirik yang ada. Semua
video klip album Gajah yang udah rilis menurut gue bagus-bagus, sayang, video
klip Gajah agak diluar ekspektasi dan menurut gue kurang “greget”. (sembari
sedikit ngomentarin yang lain hehe). Sampai akhirnya video klip jcaaa rilis,
dan sejak gue pencet tombol play di youtube, gue masih belum bosan
mengulang-ulang videonya. (reviewnya telat gapapa plz yha).
Menurut gue videonya
sangat-sangat melengkapi komposisi lagu dan lirik jangan cintai aku apa adanya.
Kualitas video, pengambilan gambar, suasana yang disuguhkan, adegan yang
natural, yaampun, gue yakin ini video klip musisi Indonesia yang paling bagus
yang pernah gue liat! (lebay tapi ciyus). Gue nggak bosen nontonnya dari awal.
Gue kagum banget dengan konsep video ini, dengan segala detail yang ada, uwa. Tulus
dan kru dibalik video ini dengan indahnya bisa menggambarkan cinta yang dalam
dengan kesederhanaan. (argh). Dan yang bikin gue suka lagi, mungkin karena
konsep cerita yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti, kisah
pasangan suami istri yang tinggal disuatu rusun, ia bekerja sebagai badut dan istrinya yang
mengajar tari disuatu sanggar (mengingatkan gue sama guru sanggar gue pas kecil
btw :’)), potongan cerita dimana sang badut beli semangka buat istrinya yang
tengah hamil dan membangunkan istrinya dimalam hari untuk disantap bersama,
tatapan sayang suami dan ekspresi bahagia sang istri ketika istri merapihkan
kostum badut sang suami, atau saat suami memeluk sambil mengelus perut sang
istri dari belakang, atau ketika sang istri membersihkan make up badut pada
wajah suaminya, atau atau atau..semua :’) semuanya sangat menyentuh dan terlalu
romantis, tolong. Semua suasana dan perasaan bisa tergambarkan dengan sederhana
dan “ngena”. Meskipun ending ceritanya ternyata diluar ekspektasi, tapi tidak
mengurangi kekaguman gue sama video ini. MANTAPGAN! *sok kaskuser dhe. Dan gue
percaya ada banyak pasangan suami istri kayak gitu diluar sana :’)
Sebelum gue nonton video ini, gue
membayangkan ada dua pasangan, salah satu pasangan merasa hubungan mereka
terlalu mulus, sampai ia merasa khawatir dan semacam bosan. Jadi, ia ingin
diminta, diatur, karena ia merasa itu bisa jadi motivasi dia untuk menjadi “lebih”
dan supaya ada “rintangan” dalam hubungan mereka.
Tapi, setelah gue liat videonya,
liriknya jadi agak berubah maknanya. Dengan kondisi yang sama, hubungan antara
dua pasangan yang mulus, berjalan dengan harmonis. Seorang istri begitu setia
dan menerima suaminya apa adanya. Namun, sebagaimana semua pasangan (terutama
kepala keluarga), sang suami ingin menjadi pelindung bagi istrinya, menjadi
nomer satu. Tapi istrinya tidak pernah mengeluh atau berkomentar bahkan pada
kekurangannya. Hal ini justru membuat sang suami khawatir, ia khawatir dengan
dirinya, ia tidak tahu, sudah pantaskah ia menjadi pelindung bagi istrinya,
apakah yang ia lakukan sudah cukup? Ia ingin diminta, ingin dikritik sesekali,
karena ia merasa masih belum cukup sementara istrinya dapat menerimanya dengan
baik.
Padahal, kebanyakan orang ingin
dicintai apa adanya dengan pasangannya, tapi didalem video itu, karena
pasangannya terlalu menerima dia dengan apa adanya, gue ngeliatnya malah si
suami kayak nggak enak gitu sama istrinya, sehingga ia ingin diminta, so sweet L. Seakan dia bilang
“tak apa, aku akan mendengarkanmu, kamu boleh memintaku, aku tidak ingin
dimaklumi terus begini, aku ingin jadi jagoanmu”. Tapi kalo dari sisi lain,
mungkin lirik lagunya kayak yang gue bilang awal, kayak ngasih beberapa pesan
kalo dalam hubungan, kritik atau saran (kayak iklan layanan aja) itu perlu
juga, dan nggak sedikit hubungan yang terlalu mulus malah bikin “stuck” (ini
konten pacaran, kalo nikah beda yha).
Yha sotoy ajha siy, maapyak, itu cuma
menurut gue yang cuma anak upilan dan suka ndengerin lelaguan dan tidak tahu
menahu soal kehidupan berpacaran. hft andai aku letto wes pasti aku wong
jowo~ pujangga yang bisa menafsirkan makna-makna tersirat. Hem, tapi
bagaimanapun juga, menurut gue sebuah lirik bisa punya berbagai makna
tergantung dari sisi mana kita melihat (tanpa tahu makna lagu dari Tulus
sendiri), dan pesan dalam lirik itu juga bisa ditujukan buat dua gender. Dan
karena ketidakterbatasan sudut pandang itulah, gue seneng banget
mengimajinasikan lagu dan liriknya, dan kadang satu lagu bisa membuat dua (atau
lebih?) cerita berbeza (sok Malaysia).
Yang belum nonton coba nonton
dehh, gue pas pertama nonton sampe menitikkan air mata gitu (maafkan kelebayan
siti nurhaliza), soalnya sangat romanti(Z) dan menyentuh, gue jadi membayangkan
betapa bahagianya nyokap bokap gue pas lahiran si sun go kong (aka kakak
pertama aka masuat). Entahlah jadi teringat duo berkebunku tersayang (nyokap
bokap hobi berkebun). Gue jadi inget nyokap pernah cerita kalo pas nyokap hamil
gue, kita segera pindah ke Bekasi, supaya gue dan masuat bisa punya ruang yang
lebih luas buat lari-larian (mama :’)), terus nyokap bilang kalo mereka seneng
banget pas papa mulai masang alas diruang ruang tamu, soalnya gue, yang waktu
itu umur 1 tahunan, langsung semangat jalan entah kenapa. Gara-gara itu, mereka
langsung berusaha buat cepet-cepet ngalasin semua ruangan di rumah. Huhu, dan
semakin banyak kenangan + cerita-cerita ngangenin yang sering mama ceritain
sebelum gue tidur sambil ngusel-ngusel punggung gue, bahkan soal kisah cinta
perkuliahan nyokap dan bokap wkwk.
Yah intinya video itu bisa
menggambarkan bagaimana indahnya mencintai seseorang dengan sederhana dan dalam
kesederhanaan itu sendiri. 5 menit yang nano-nano, campur aduk tapi berkesan.
Semoga gue bisa mencintai seseorang dengan sederhana, nggak banyak syarat, dan
ikhlas, dan begitupula sebaliknya, Aamiin, yang paling penting semoga gue secepatnya
dipertemukan dengan jodoh gue wkwk (gema aamiin istiqlal).
CEKIDOT ALEJANDRO~
Wasalamualaikum warohmatullohi
wabarokatuh!
(terlalu excited sampe ganyadar
ada bertubi2 paragraf)
Diantara
tugas-tugas dengan deadline yang
nggak bisa ditawar (ditambah materi tutorial yang masih mengawang-awang),
selalu ada satu buah pikiran yang terselip. Seolah sengaja hadir sebagai jeda
untuk mengistirahatkan mata dan otak, meskipun entah bagaimana caranya justru
menimbulkan manifestasi lain, angina.
Sebenarnya
hal seperti ini bisa diatasi dengan satu pelarian paling mujarab, keyboard.
Tapi karena si benda sakral tadi rusak dan dengan mudahnya si tukang servis
menyarankan aku untuk membeli yang baru, akhirnya jadilah aning dengan
kerapuhan level 99. Apadaya, playlist instrumen klasik supaya konsen belajar
dengan mudah berubah menjadi lagu menye-menye yang mendukung suasana. Lebih
lama lagi, organ vitalku ini dipastikan nekrosis.
(...) well, semangat
mengejar mimpi-mimpimu, jangan khawatir karena aku ikut mengamini semua doa yang
kamu rapalkan dalam sujudmu, jangan lupa makan, dan jaga kesehatan. Sebenarnya
ada banyak cerita yang selalu ingin aku ceritakan didepanmu, apapun itu, tapi
bahkan, begitu sulit membayangkan kita berbincang, meski untuk waktu yang
sebentar. Tapi jika ada kesempatan dan kemampuan untuk mengatakan sesuatu
didepanmu, hanya maaf dan terimakasih yang (benar-benar) ingin aku sampaikan kemudian menyimpan memori tentang bagaimana reaksimu jika aku mengatakannya, sekalipun yang bisa kubayangkan hanya tatapan tidak peduli
darimu.
Tulisan sederhana
ini (memang) untukmu, telanlah, mungkin hanya hambar yang terasa. Tanpa peduli
apakah kamu akan membaca atau tidak tulisan ini, seperti mempercayai kekuatan
doa, aku yakin semesta memiliki caranya sendiri untuk menyampaikan apa yang (mungkin)
nggak akan bisa aku katakan didepanmu,
aku rindu.
Bahkan akhirnya tulisan ini membuat mata yang tadinya lelah membaca jurnal kembali melek dan bisa kembali melanjutkan tugas. Sering aku merasa hal seperti ini harus dikesampingkan, tapi setelah menuliskannya, ternyata rasanya (cukup) melegakan dan nggak buruk-buruk amat.
Terakhir, aku
memainkan ini untukmu libur semester kemarin. Selamat malam dan selamat mendengarkan :)