Kami melihat, mendengar, dan dapat
membaca apa yang kalian fikirkan. Kami tidak terlalu penasaran dengan apa-apa
tentang kalian, kami hanya hidup sebagaimana daun tertiup angin. Kalian tidak
dapat melihat kami, namun kami bisa jika kami harus. Kami akan datang bila
kalian membutuhkan kami atau melindungi hutan kami dari tangan-tangan kotor
kalian secepat hyena. Namun kami tidak akan menampakkan diri kami semudah itu,
kami hanya ingin membuat kalian percaya bahwa kami ada, di hutan.
Beberapa dari kalian pernah
melihat kami, namun mereka harus tertidur selamanya setelah menatap mata kami.
Bukan, itu bukan kesalahan kami. Namun begitulah bagaimana kalian dapat melihat kami, beberapa
menit sebelum kalian harus mati. Kami tidak berkelompok, karena kami tidak
dapat melihat satu dengan yang lainnya. Namun kami dapat merasakan adanya
ikatan, ikatan bahwa kami makhluk yang sama, di tempat yang sama, dengan tujuan
yang sama untuk tempat kami –melindungi. Kami tidak pernah tahu kapan kami
terlahir dan siapa orangtua kami. Namun ikatan tadi, selalu membuat kami
percaya bahwa kami bersama. Selain itu, hutan selalu berbagi kebahagiaan dan
mengikat kencang ikatan kami terhadap tanah ini. Binatang, tanaman, air, udara,
dan tanahnya, adalah satu dengan kami. Begitulah bagaimana aku tidak akan
merasa sendiri.
Jadi, yang kulakukan hanya
menjadi bagaimana aku terlahir, tidak mencoba menjadi seperti yang lain.
***
Alhamdulillah, ini fiksi ke-2 di blog! :)
Sekedar nyoba bikin cerita mini dari gambar-nyaris-basi gue :'3 (sekedar bgt ya?)
Semoga nggak jadi polusi mata ya :)
BYE
No comments:
Post a Comment